Klaten - Tingginya mobilitas masyarakat di dalam daerah selama libur lebaran menjadi perhatian Bupati Klaten, Sri Mulyani. Pasalnya mobilitas masyarakat untuk bersilaturahmi berpotensi memunculkan gelombang baru penularan Covid-19 di Kabupaten Klaten.
Sri Mulyani menilai silaturahmi tanpa memperhatikan disiplin protokol kesehatan sangat rentan terjadi penularan lokal. Karenanya, ia meminta masyarakat untuk tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan; memakai masker, sering cuci tangan dengan sabun, dan menjaga jarak, saat bersilaturahmi dengan kerabat.
"Saya khawatir muncul klaster lebaran karena banyak yang kurang disiplin saat berkunjung ke rumah kerabat," paparnya saat memimpin rapat koordinasi di Pendapa Kabupaten Klaten, Senin (17/5/2021).
Ia menambahkan saat ini Klaten masih berstatus zona sedang dan dua desa, yaitu Ketitang Kecamatan Jogonalan dan Bawak Kecamatan Cawas masuk dalam zona resiko tinggi. Karenanya perlu menjadi perhatian masyarakat untuk ikut menjaga diri.
"248 kasus dalam sepekan sebelum lebaran. Ini cukup besar yg sudah diketahui, dimungkinkan ada lonjakan pasien, potensi klaster lebaran karena tingginya mobilitas masyarakat untuk silaturahmi. Dinas Kesehatan saya minta untuk memantau sepuluh hari ke depan, apakah ada penambahan atau tidak," katanya.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Dinas Kesehatan Klaten, Cahyono Widodo mengatakan jumlah kasus di akhir bulan Mei akan menjadi evaluasi sebaran Covid-19 di Kota Bersinar. Ia mengakui dua pekan sebelum lebaran merupakan puncak kasus yang terkonfirmasi, hingga 25 kasus dalam sehari. Kondisi tersebut dipengaruhi peningkatan mobilitas masyarakat, termasuk masyarakat yang mudik lebih dahulu sejak awal Ramadan.
"Ini menjadi catatan bersama, saat ini jumlah pasien fluktuatif di angka 30-40 pasien. Akhir Mei, berarti dua pekan setelah lebaran akan dilihat apakah terjadi lonjakan atau tidak. Kalau ada lonjakan, besar kemungkinan terjadi saat lebaran dan merupakan sebaran transmisi lokal," paparnya menerangkan.
Tim Pemberitaan Diskominfo Klaten