KLATEN– Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Klaten telah menyiapkan mekanisme evakuasi dan pengungsian sesuai dengan protokol pencegahan Covid-19. Langkah tersebut sebagai upaya kesiapsiagaan guna mengantisipasi jika terjadi erupsi Gunung Merapi dimasa pandemi.
Salah satunya adalah dengan penataan tempat pengungsian dengan menerapkan physical distancing atau jaga jarak.
“Tempat pengungsian atau shelter turut diberikan dinding sekat pembatas sehingga terdapat jarak guna mencegah penyebaran Covid- 19. Sekat tersebut nanti dapat menggunakan papan triplek, kain, atau plastik sehingga physical distancing dapat terlaksana” jelas Sekretaris BPBD Kabupaten Klaten, Nur Tjahjono saat ditemui dikantornya, Selasa (15/7/20)
Dikatakannya, dengan kondisi pandemi seperti ini pencegahan dari Covid-19 perlu untuk diperhatikan pada seluruh tahapan mulai dari proses evakuasi hingga penataan tempat pengungsian. Dengan diterapkannya physical distancing di tempat pengungsian, hal tersebut turut berdampak dengan kapasitas tempat pengungsian yang digunakan.
Dalam kondisi normal, satu shelter pengungsian dapat menampung hingga 250 orang, kini dimasa pandemi ini hanya dapat digunakan untuk menampung sekitar 80 orang atau kurang dari separuh kapasitas normal.
Sebagai informasi, di Kabupaten Klaten terdapat 3 shelter pengungsian yaitu Shelter Kebondalem Lor Kecamatan Prambanan, Shelter Demak Ijo Kecamatan Karangnongko, dan Shelter Desa Menden Kecamatan Kebonarum. Selain itu, terdapat 26 desa penerima dan tempat-tempat seperti balai desa, gedung serbaguna, sekolahan dan fasilitas publik yang akan disiagakan.
“Jadi sistem evakuasi kita kali ini harus beradaptasi dengan adanya pandemi saat ini. Kita inginkan pola evakuasi berbasis covid-19 dari nanti proses evakuasi maupun penataan tempat pengungsian harus sesuai protokol” imbuhnya
Dirinya menjelaskan bahwa mulai dari dilakukan evakuasi dari desa asal, harus menggunakan masker, dan menerapkan jaga jarak. Ketika tiba di tempat pengungsian maka akan dilakukan prosedur-prosedur seperti pengecekan suhu, cuci tangan pakai sabun, jaga jarak dan sebagainya. Hingga nanti dalam aktivitas di tempat pengungsian harus menerapkan protokol kesehatan.
Sementara itu, Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Klaten, Endang Hadiyati menyebutkan bahwa simulasi-simulasi evakuasi akan giat dilakukan. Sebelumnya, simulasi pertama dilakukan pada Sabtu (11/7) lalu. Guna menindaklanjuti arahan dari Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, maka dalam waktu dekat ini akan diselenggarakan simulasi gabungan.
Penulis Tim Pemberitaan Diskominfo Klaten